Bireuen | Politik - H. Sudirman, atau juga sering di sapa Haji Uma merupakan Anggota DPD RI Dapil Aceh melakukan kunjungan kerja ke Universitas Almuslim Peusangan, Bireuen, Aceh, Kamis (20/10).
Kehadiran Anggota perwakilan daerah Aceh yang berkantor di Senayan Jakarta tersebut diungkapnya guna menyahuti undangan pelantikan, pengukuhan BEM dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Sosial dan Politik Fakultas FISIP Umuslim, yang berlangsung di aula MA Jangka.
"Kita hadir memenuhi undangan untuk menyaksikan pelantikan, pengukuhan BEM dan Himpunan Mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik (FISIP) Universitas Muslim dan memberikan motivasi serta semangat agar mereka semakin meningkatkan kreativitas keorganisasian terutama dalam sektor dunia pendidikan," ujar Sudirman.
Di sela itu, Ia juga memberikan pemaparan ilmiah sesuai dengan tugasnya selaku 'Senator', dengan harapan bisa menjadi pembelajaran dan pembaharuan informasi kepada Mahasiswa.
"Sedikit pemaparan dari saya kepada para mahasiswa FISIP UMUSLIM tasi supaya mereka sehingga nantinya lebih mengeksposplorasi kemampuan diri serta punya modifikasi dan konstruktif dalam membangun opinion membangun narasi perilaku mention, sehingga meletakkan landasan yuridis dan landasan akademis berdasarkan kajian keilmuan," imbuhnya.
Setelah itu baru mereka bisa melakukan suatu aksi, menjustifikasi bahwa itu salah atau benar tentang suatu substansi yang akan menjadi atensinya.
Pria yang pernah terkenal selaku pemeran "Haji Uma pada serial komedi Aceh, Eumpang Breueh" itu pun mengharapkan mahasiswa jangan hanya berada di luar komponen sektoral kemasyarakatan. Namun harus bisa berkolaborasi, bergaul dengan masyarakat.
Pelakon 'Ayah Yusniar' tersebut pula menekankan, bahwa keilmuan tidak bisa fleksibility dengan masyarakat tanpa adanya berkolaborasi.
Menurutnya, keilmuan tidak bisa fleksibility dengan masyarakat tanpa adanya kolaborasi. Maka integrasi disini diibaratkan seperti bahan cair. Sebagaimana bahan cair tadi bisa berintegrasi dengan komponen manapun.
Demikianlah mahasiswa harus bisa 'mencair' dengan kultur budaya manapun, namun tidak terbawa arus.
"Integrasi ini wajib supaya kita bisa melakukan eksplorasi pemahaman pemikiran sehingga bisa mengadopsi pengalaman kebiasaan budaya etika masyarakat, sehingga itu bisa menjadi suatu pembanding dan bisa kita luruskan dan bisa kita bengkok kansetelah adanya sentuhan keilmuan di masyarakat," tukas Haji Uma.
"Mahasiswa juga harus mengoptimalisasikan integrasi intervensi ke dalamnya sehingga masyarakat memahami secara psikologis pada posisi dinamikanya masing-masing dan tidak saling berbentur, "pungkasnya.
Selain itu Haji Uma juga menyerahkan plakat kepada Rektor Universitas Al-Muslim yang juga didampingi oleh Ketua DPRK Bireuen Rusyidi Mukhtar, Asisten satu Mulyadi, Asisten dua Dailami Sekdakab Bireuen dan Kesbangpol Bireuen Mukhtaruddin.(**)