Opini
Oleh; Ayudia Khairina
Mahasiswa Program Pascasarjana, Prodi Pendidikan Bahasa Arab UIN Ar-Raniry
Islam di Eropa sudah tinggal nama semenjak keruntuhan yang diakibatkan karena pengaruh raja Ferdinand dan ratu Isabella. Hal yang tidak asing bahwa salah satu bukti kehancuran di Spanyol yaitu dibakarnya perpustakaan dan abu dari buku dibakar tersebut dibuang ke sungai sampai warna sungai tersebut berubah menjadi hitam. Bukti sejarah bahwa Islam pernah berjaya di Eropa yaitu dengan berkembangnya peradaban keilmuan dan dibangunnya masjid di wilayah tersebut. Saat Islam runtuh, peradaban itu hilang dan diganti dengan peradaban Kristen, dan bukti bahwa Islam pernah berjaya di Andalusia yaitu masjid Agung Sevilla Al-Moor, The Alhambra, dan lainnya.
Terlepas dari itu, seseorang setidaknya harus mengetahui proses masuknya Islam ke Spanyol sehingga meninggalkan bukti sejarah Andalusia merupakan nama Arab yang digunakan yang meliputi daerah Spanyol dan Portugal. Penyebaran Islam ke daerah tersebut pertama kali dilakukan oleh Uqba’ bin Nafi’, dan ekspedisi tersebut gagal karena Uqba’ meninggal saat melawan raja Kusaila. Ekspedisi yang kedua dilakukan oleh Musa bin Nusayr yang berusaha untuk kembali memasuki wilayah Andalusia. Hal ini menjadi tantangan besar disebabkan karena Musa tidak mengetahui keadaan dan kondisi dari wilayah itu.
Konflik di daratan Andalusia dimulai saat kepemimpinan Roderick yang memegang kekuasaan dengan merebut kekuasaan dari Witiza. Kepemimpinannya menjadi awal permasalahan yang disebabkan oleh tindak kekejamanan yang dilakukan terhadap rakyat. Dan ditambah dengan Julian (penguasa wilayah Sabtah) yang menginginkan untuk menundukkan kekuasaan Roderick karena telah membunuh Witiza, dan merebut seluruh harta bendanya.
Peristiwa tersebut membuat Julian ingin membalas dendam atas kekejaman yang telah dilakukan Julian sebagai gubernur Sabtah dan menjadi bagian dari wilayah Andalusia tidak memiliki kekuatan besar untuk menumbangkan Roderick sebagai seorang penguasa.
Munculnya inisiatif untuk bekerjasama dengan pihak Islam karena kekuatan Islam yang kuat kala itu. Permintaan Julian kepada Musa untuk bekerjasama dalam menumbangkan kekuatan Roderick, disambut dengan baik oleh umat Islam itu sendiri. Hal ini menjadi kesempatan besar untuk menyebarkan Islam bagi umat Islam ke benua Eropa setelah sempat berhenti setelah ‘Uqba meninggal.
Misi pertama umat Islam ke Andalusia dilakukan oleh Tharif bin Malik yang diutus oleh Musa untuk melihat situasi dan keadaan langsung di sana, hal ini untuk membuktikan kebenaran yang disampaikan oleh pihak Julian, karena mereka bisa jadi mengkhianati kesepakatan tersebut.
Misi kedua dilakukan oleh Thariq bin Ziyad dengan membawa 12.000 pasukan melawan 100.000 pasukan dari pihak Roderick.. Hal ini membawa kemenangan bagi pihak Islam dan Julian sehingga Islam bisa masuk dan berkembang di daratan Andalusia, dan Julian menyepakati janjinya dengan menyerahkan wilayah Sabtah dan tunduk dibawah naungan umat Islam.
Pertemuan antara Julian dan Musa
Julian merupakan pihak Kristen dan memimpin wilayah Sabtah, sedangkan Musa merupakan pemimpin Islam yang memimpin wilayah Afrika Utara dibawah naungan Khalifah Al-Walid Ibn Abd Al-Malik pada dinasti Umayyah II. Musa bin Nusayr meminta izin kepada khalifah untuk memulai pertempuran. Ketekatan Julian dengan mengutus seorang utusan untuk menghadap Musa Bin Nusayr dengan meminta bantuan kepadanya umat Islam yang menetap di Afrika Utara. Dan dirinya menaruh kepercayaan besar akan keberhasilannya dalam menundukkan Roderick atas perilaku kejam atas peristiwa pembunuhan Witiza, dan memperlakukan secara semena-mena terhadap rakyatnya.
Negosiasi yang ditawarkan Julian kepada Umat Islam, yaitu:
1. Penyerahan pelabuhan Sabtah kepada umat Islam
2. Membantu memberikan semua informasi terkait bumi Andalusia
3. Sebagai imbalannya semua properti bangunan dan tanah Witiza yang dirampas oleh Roderick
Selain itu, Julian juga menyiapkan kapal dan pasukannya untuk membantu umat Islam dalam berperang melawan pasukan Roderick. Peperangan yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad terhadap musuh yang berjumlah sebanyak 100.000 pasukan meraih kemenangan sehingga Roderick berhasil terbunuh. Hal tersebut pernah terjadi pada saat Nabi berperang melawan kafir pada perang Badar, yang mana jumlah umat Islam lebih sedikit dari jumlah orang kafir. Kesiapan fisik dan mental mempengaruhi umat Islam dalam berperang, hal itu diiringi dengan akidah yang kuat dan kesabaran saat pasukan Kristen menghantam pasukan Islam dalam berperang.
Faktor lain yang menyebabkan umat Islam menang dalam melawan umat Kristen di kala itu karena semangat yang membara di hati setiap muslim tanpa memikirkan akan kehilangan nyawanya dan harta benda untuk kemaslahatan perkembangan Islam. Semua hal itu tak terlepas dari bantuan Allah SWT, dengan mengutuskan para malaikat untuk membantu mukmin dalam berjihad dalam menyebarkan Islam