Opini : Suvervisi Pendidikan Terhadap Guru di Era 5.0



Penulis: Mahasiswa Pasca Sarjana Umuslim Prodi Administrasi Pendidikan
Kelompok Satu (1), Idawati, Meliza, Maisarah, Rahmiati, Ruwaeda, Rukmini, Muhammad.


Pendahuluan

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat sehingga segala sesuatu dalam kehidupan kita bergantung pada teknologi, terutama dalam hal pendidikan. Sebelumnya, hampir semua orang masih menggunakan metode belajar sederhana dengan buku, pulpen, papan, dan lain-lain. Namun saat ini, dengan berkembangnya zaman dan berkembangnya sistem teknis, hal ini memudahkan segala aktivitas kita, begitu juga dengan hadirnya teknologi dalam bidang pendidikan yang juga memudahkan dalam belajar.

Saat ini berkembangnya era revolusi industri 5.0 tentunya berdampak dalam dunia pendidikan. Era revolusi industri 5.0 telah mengubah cara berpikir tentang pendidikan. Perubahan yang dibuat bukan hanya cara mengajar, namun yang terpenting adalah perubahan dalam perspektif konsep pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum untuk saat ini dan masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi pedagogik, keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama (kolaborasi) dan berpikir kritis dan kreatif. Mengembangkan soft skill dan transversal skill, serta keterampilan tidak terlihat yang berguna dalam banyak situasi kerja seperti keterampilan interpersonal, hidup bersama, kemampuan menjadi warga negara yang berpikiran global, serta literasi media dan informasi.

Selain itu, revolusi industri 5.0 dalam dunia pendidikan menekankan pada pendidikan karakter, moral, dan keteladanan. Hal ini dikarenakan ilmu yang dimiliki dapat digantikan oleh teknologi sedangkan penerapan soft skill maupun hard skill yang dimiliki tiap peserta didik tidak dapat digantikan oleh teknologi. Dalam hal ini diperlukan kesiapan dalam hal pendidikan berbasis kompetensi, pemahaman dan pemanfaatan IoT (Internet of Things), pemanfaatan virtual atau augmented reality dan penggunaan serta pemanfaatan AI (Artifical Intelligence).


Diketahui pendidikan saat ini ditandai dengan hadirnya teknologi berupa smartphone dan laptop yang dapat menggantikan fungsi buku seperti halnya alat tulis dan layar LCD dapat menggantikan papan tulis. Selain memudahkan proses pengajaran, teknologi ini juga menghemat tenaga dan biaya dalam jangka panjang, namun penanganan atau penggunaan teknologi tersebut juga memerlukan pengetahuan khusus, yang dapat diperoleh melalui pelatihan khusus agar tidak terjadi kesalahan.

Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam bidang Iptek sebagaimana di tuangkan dalam UU no 11 tahun 2019 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia". Untuk menjamin setiap orang berhak memperoleh manfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, pemerintah memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban, serta kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan, kesejahteraan, dan martabat bangsa.

Dalam rangka meningkatkan kualifikasi guru profesional, telah dilakukan upaya penyuluhan pendidikan di sekolah. Kualitas pendidikan yang diharapkan masih sangat jauh dari harapan. Supervisor memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Oleh karena itu upaya penerpan supervisi teknologi disekolah dalam meingkatkan keprefesional guru, dengan adanya supervisi maka kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Pemberian supervisi ini berguna untuk meningkatkan kualitas pedagogi guru yang pada muara akhirnya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan kualitas hasil belajar siswa hendaknya dilaksanakan secara berkesinambungan dengan  memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta sosial dan masyarakat (Novita, D. 2019).

Pembelajaran yang bersifat teknolgi saat ini dianggab sebagai instansi yang moderen dianggab lebih maju dari sisi sarana, skill dan manjemennya karena instansi yang model begini terlihat telah siap dalam menghadapi zaman dan dianggab siap bersaing dengan dunia luar karena sudah terbiasa adaptif dengan teknologi informatika yang terus berkembang. Selain itu juga didalam Al-qur’an  juga banyak ayat yang membicarakan tentang hal ini , agar umat islam tidak tertinggal dalam hal pendidikan (syahrani, S, 2019 ) tentu banyak strategi yang harus yang harus dijalankan agar mampu menguasai teknologi terkini dalam hal pengembangan tugas guru dan siswa berbasis teknologi.

Selain hal tersebut tenaga pendidik juga harus memiliki kecakapan dan memiliki kemampuan leadershipdigital literacycommunicationentrepreneurship, dan problem solving. Karena zaman yang semakin maju ditambah lagi di era revolusi industri 5.0 disemua sektor akan menjadi lebih maju. Jika dunia Pendidikan tidak dipersiapkan dan mengikuti perkembangan zaman yang begitu pesat, maka pendidikan di Indonesia akan sangat tertinggal jauh. Tenaga pendidik di abad society 5.0 ini harus menjadi guru penggerak yang mengutamakan murid, inisiatif untuk melakukan perubahan terutama untuk peserta didik, mengambil tindakan tanpa ada yang menyuruh, dan terus berinovasi serta keberpihakan kepada peserta didik.

Solusi yang telah dilakukan

Salah satu tantangan dalam dunia pendidikan adalah inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh Sumber Daya Manusia, dalam hal ini guru, dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi yang berkembang pesat di era revolusi industri 5.0. Peserta didik yang dihadapkan guru saat ini merupakan generasi yang tidak asing lagi dengan dunia digital .Hal ini menunjukkan bahwa sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan, guru harus meng-upgrade kompetensi agar benar-benar siap dalam menghadapi era Pendidikan 5.0. Oleh karena itu dalam pembahasan ini solusi dari tantangan pendidikan tersebut adalah mempersiapkan guru dalam pemanfaatan teknologi saat ini serta memaksimalkan kemampuan yang dimiliki guru dalam menggunakan peralatan teknologi terkini . Peralatan yang memadai tidak akan berguna jika tidak diiringi dengan sumber daya manusia yang mampu memanfaatkannya, maka dari kepala sekolah / pengawas sekolah yang bertindak sebagai supervisor  harus menyiapkan tenaga pendidik profesional yaitu pendidik yang mampu mengunakan teknologi, karena kemampuan pendidik dalam menggunakan teknologi merupakan salah satu solusi untuk menyiapkkan generasi milineal yang kompeten.

Hal tersebut tentu saja sesuai dengan pendapat Menristedikti tentang persiapan sumber daya manusia yang responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri. Sudah menjadi tugas supervisor untuk membimbing guru dalam menguasai teknologi dalam proses pembelajaran. Dalam mengembang propesinal guru dalam menguasai teknologi , kepala sekolah memberikan pengertian bahwa pentingnya menguasai teknologi di era digitalisasi ini. Oleh karena itu guru diharusakan mengikuti seminar- seminar yang berhubungan dengan digitalisasi.

Solusi yang akan dilakukan

Pembinaan profesional dilakukan karena satu alasan, yaitu memberdayakan akuntabilitas profesional guru yang pada gilirannya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Untuk maksud tersebut, para supervisor hendaknya melakukan  peranan sebagai Peneliti ,Konsultan atau penasihat, Fasilitator dan Motivator. Guru-guru didorong untuk mempraktikkan gagasan-gagasan baru yang dianggap baik bagi penyempurnaan proses pembelajaran, bekerjasama dengan guru (individu atau kelompok) untuk mewujudkan perubahan yang dikehendaki, merangsang lahirnya ide baru, dan menyediakan rangsangan yang memungkinkan usaha-usaha pembaruan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.Pengawas harus memiliki prakarsa untuk melakukan perbaikan, agar gurupun melakukan hal serupa.

Pengawas sekolah tidak boleh membiarkan guru mengalami kejenuhan dalam pekerjaannya, karena mengajar adalah pekerjaan dinamis. Guru-guru perlu dibantu untuk menguasai kecakapan baru, untuk itu para supervisor harus menyusun program latihan dan pengembangan dengan merencanakan pertemuan atau penataran sesuai dengan kebutuhan. Kualitas kelas dan PBM sangat berhubungan dengan upaya pembinaan yang dilakukan secara terus menerus tentunya dilakukan bersama antara guru itu sendiri, kepala sekolah dan pengawas sekolah (Sari, Y. K. 2020). Selain itu juga supervisor harus dapat memotifasi guru untuk mau belajar pengalaman nyata dilapangan, karena dengan adanya pengalaman tersebut akan memperkaya pengetahuan mereka, memberikan stimulus kepada guru agar mereka tidak hanya bekerja atas dasar instruksi atasan, namun mereka harus dapat berperilaku aktif dalam proses pembelajaran. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Karena mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.

Hasil yang akan diharapkan

Sebaiknya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah/pengawas tidak hanya sebatas pemeriksaan saja namun perlu bimbingan khusus bagi guru dalam memanfaatkan media eleltronik sebagai alat dalam melakukan proses belajar mengajar . selain itu juga supervisor juga harus bisa membangkitkan minat dan kemampuan guru dalam menggunakan media elektronik dalam pembelajarannya. Sehingga dengan adanya bimbingan secara terstrutur maka hasil yang didapatkan juga bisa sangat memuaskan. Menurut Rifa’i (2003) perkembangan ilmu pengetahuan mempengaruhi pola pengajaran sehingga timbul kecenderungan membekukan masukan (input) ke dalam sistem pengajaran, di lain pihak adanya pengaruh pengembangan teknologi dengan perlengkapan media dan fasilitas pengajaran, misalnya adanya standar masukan untuk buku-buku, desain gedung dan fasilitas sekolah, bentuk papan tulis, media instruksional, perpustakaan, dan laboratorium. Dengan perkembangan pola pengajaran, maka terdapat komponen-komponen baru berupa peralatan yang digunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan pengajaran yang lebih dikenal sebagai media pengajaran. Pola pengajarannya dapat diuraikan seperti berikut: Tujuan, Penetapan dan Metode Guru dan Media, Siswa.

Berdasarkan pola di atas pengajaran yang dilakukan menarik siswa lebih aktif, dan hasilnya akan lebih maksimal sehingga cepat tercapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran tidak monoton karena menggunakan teknologi dalam pembelajaran sehingga siswa akan tertarik dan pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa dengan benar (Kristiawan, M., dkk.,


Kesimpulan

Pentingnya peran seorang supervisor dalam melatih penggunaan teknologi kepada guru sehingga dapat membantu mereka dalam menyelesaikan tugas dan mempermudah dalam melakukan pendidikan di sekolah. Teruntuk tenaga pengajar  sekarang ini masih banyak yang awam terhadap penggunaan teknologi apalagi untuk mereka yang berada di daerah-daerah pelosok yang susah terjamah oleh teknologi menjadikan pelatihan supervisi kepada guru yang berada di daerah tersebut begitu penting. supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan dan pegawasan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Fokus tujuan supervisi pendidikan adalah pencapaian tujuan pendidikan yang menjadi tanggung jawab Kepala sekolah dan guru. Peran Supervisor antara lain: Peneliti, Konsultan atau Penasihat, Fasilitator, Motivator, Pelopor Pembaharuan Sekolah dan guru. Peran Supervisor antara lain: Peneliti, Konsultan atau Penasihat, Fasilitator, Motivator, Pelopor Pembaharuan.